Minggu, 13 Mei 2012

Perjalanan 22 maret 2012 “Meninggalkan kota makassar demi sebuah mimpi” Part 1


22 Maret 2012. pukuL: 16.15. MZ 711 dan pukuL: 20.30. MZ 310 Tertulis jelas dilembaran tiket pesawat Merpati Tujuan Makassar-Bandung yang harus transit di Surabaya. Perjalan Pertama kali meninggalkan kota Daeng yg harus kulewati sendirian tanpa ada yang menemani(anak mami ngotot ingin pergi tanpa diantar).. Hujan deras dan petir tak henti menyambar hingga pukul 14.00 Wita. Saat ku melangkahkan kakiku meninggalkan rumah dengan sedikit khawatir apakah perjalanan ini lancar atau kah harus di pending karena cuaca yang sepertinya enggan rela melepaskan kepergianku dari kota Daeng dalam waktu beberapa bulan..

14.20 Wita.. Taksi Biru Chevrolet Lova Memuntahkan isi bagasinya di Bandara internasional sultan Hasanuddin Makassar. Sebuah koper berukuran sedang dan sebuah ransel Avtech Biru. Kerumunan orang di lobi bandara membuat ku ingin segera masuk ruang tunggu apalagi ritik hujan menambah suasana dingin hari ini.
setelah berjalan beberapa meter, pintu masuk bandara untuk keberangkatan sudah di depan mata hanya terhalang beberapa orang yang terlihat antri berdesakan untuk pemeriksaan tiket awal. “Hati-hati yah nak.. jaga diri dan kesehatan di kampung orang”(Suara Mama yang terdengar cemas seakan tak rela melepas putra tunggalx). “iya ma.. tenang aja Bos.. nanti dah transit Surabaya ku telpon pki” Jawaban singkat dan ku pun beranjak pergi tanpa menoleh lagi..
Tak rela melihat butir tetesan air yang hampir pasti akan jadi pemandangan yang membuatku berat untuk meninggalkan…
A lonely road, crossed another cold state line
miles away from those I love purpose hard to fine
While I recall all the words you spoke to me
Can’t help but wish that I was there
Back where I’d Love to be, oh yeah

Dear God….. the only think I ask of you is
To hold her when I’m not around,
when I much too far away
Dear God …. Terdengar membuyarkan Lagu “Hidupkan mimpimu” dari Danger Ranger yang terputar di playlist Handpone N’5500 Kesayanganku… hemm… Baru Beberapa menit.. sesuai dugaanku.. mama Calling..(Terpampang jelas di layar Handpone) “

Aslmlkum.. kenapa ma.??” Jawabku singkat…
“klo sudah sampai Surabaya ingat kabari mama yah biar nanti om mu jemput klo dah sampe Bandung….”
terdengar suara mama diujung telepon yang sepertinya masih di taksi...      
“oK ma”… jawabku seadanya…

“tuuuutttt………” Bunyi yang terdengar sepertinya mama hanya ingin mengingatkan…

Waktu berlalu dan setelah melengkapi pemeriksaan.. Gate 3.. tempat menunggu beberapa saat sebelum keberangkatan… banyak kursi dengan banyak orang dengan segala aktifitas terlihat sibuk dengan dunianya masing-masing. Terlihat jelas dari dinding kaca, hujan masih deras  dan terlihat beberapa pesawat termasuk “Merpati MZ 711” salah satu pesawat komersial yang melayani rute Makassar-Surabaya sudah terparkir rapih di landasan..
Putih dengan sayap yang kokoh
Penjelajah nusantara

Pengantar tercepat ke semua tujuan
“Penumpang pesawat merpati air dengan nomor penerbangan MZ 711 di mohon segera memasuki pesawat” Terdengar suara lembut dari pengeras suara bandara mengalihkan ku…

“12 A” Nomor kursi.. berada di samping jalan yang membelah antara kursi pesawat dari kepala sampai ekor… tempat yang tidak kuharapkan..
“Mudah2n kursi 12 C kosong” celoteh halus sejenak agar bisa melihat pemandangan dari kaca bulat pesawat(Tempat menyenangkan ketika berada di ketinggian dapat melihat lautan daratan, awan dan langit biru).

“Permisi… Mas..” Dua orang Laki-laki yang sepertinya 5 tahun lebih muda dariku menegur..

“iya mas” balasku..

hemm.. ternyata dua orang laki laki-laki Gondrong dengan jaket Forester khas anak Gunung(Sebutan ku buat seseorang yang sering memakai jaket ala Pendaki) yang menjadi teman perjalananku ke Surabaya…

tentong.. tongteng… @$%#^%$&%&%..... (gak ingat Bagaimna bunyi pemberitahuan di pesawat soalnya panjang buanget. Tapi intinya “Pasang sabuk pengaman saat akan take-off and Landing atau saat lampu yang ada gambar sabuk pengaman di atas kepala menyala”) 16.20 Wita.. Take-off meninggalkan Kota Daeng dengan cuaca yang masih gerimis.. sedikit yat..yit..nyut.. perasaan ku saat pesawat mulai beranjak lepas landas…

Tuding.. tingtong..(Bunyi tanda sabuk pesawat dapat dilepas.. pesawat sudah berada diangkasa) Terlihat dua orang disampingku asik melihat pemandangan di sampingx.. hemm.. nasib duduk di kursi yang tidak dekat dengan jendela pesawat.. Cuma kebagian warna biru langit dan yang putih itu sepertinya awan…
kulihat sosok pemuda disampingku.. ku pun mulai sebagai wartawan kesasar yang mau cari info tentang siapa dua pemuda disampingku..

“Mau Ke Surabaya yah mas” tanyaku.. dengan mencoba menghilangkan logat Makassar..
“iya mas” jawabnya singkat
“Oh.. iya.. Saya Andi..”menjulurkan tangan kepadax sebagai salam perkenalan..
 “Farid..” menyalami ku
“Mr.Gondrong” menyalami ku (hehe.. maaf kawan aQ lupa namamu jadix ku sebut dirimu mr.Gondrong saja yah..)

Dari sekilas perkenalan itu.. saya sempat merasa mereka bukan orang yang cepat diajak kenal.. dari tampang aja sudah sangar.. hehe (Maaf kawan kesan perkenalan yang monoton)
setelah berbincang hampir 20 menit pendapat ku berbanding terbalik 180’ derajat. Ternyata mereka sangat lucu, aneh dan pekerja keras.. dari gaya cerita sampai ekspresi mereka yang lucu dan unik..


Farid dan Mr.Gondrong adala perantau dari Probolinggo jawa timur Sekitar 100 km dari kota Surabaya.. Mereka berdua Transit di Makassar setelah pulang merantau dari kota Sorong ‘Papua’ dan berencana kembali ke kampung halaman karena tidak betah bekerja di papua karena penyakit malaria yang hampir merenggut nyawa Mr.Gondrong jadi mereka berdua memutuskan untuk pulang kampung setelah bekerja selama 2 tahun disana sebagai montir bengkel di dealer motor Yamaha…. itu ku dapat dari wawancara singkatku dengan mereka berdua..



17.15 waktu di jam tangan ku yang belum ku ubah seperti biasanya akan ku ubah saat telah sampai atau setelah menginap semalam ditempat tujuan… Farid dan Mr.Gondrong sudah mulai bersiap-siap saat landing di bandara Juanda Surabaya. Terlihat mereka sedang asik memandangi kota Surabaya dari lebarnya kaca jendela pesawat.. mulai dari menunjuk-nunjuk bahkan sampai menebak-nebak nama bangunannya…
hehehe sedikit tertawa melihatx(Sebenarx saya juga mau lihat tapi tertutup sama badanx Farid L)



 tentong.. tongteng… @$%#^%$&%&%..... (bunyi pemberitahuan di pesawat kembali berbunyi dengan suara yang merdu seperti kicau burung camar dan sangat berbelit-belit tapi intix “kita sudah sampe di Surabaya”). Kedua teman disampingku pun segera grasak-grusuk sepertinya mereka sudah sangat ingin keluar dan menghirup udara kota Surabaya yang telah lama mereka tinggalkan..

aku pun menyempatkan bertukaran no Handpone ke abang Farid yg dengan sedikit becanda dia berkata..
“Mas no mas aku simpan yah nanti klo aku ke bandung atau ke Makassar nanti mas ta.. kabari..”


“ok mas..” sahutku sedikit cemas karena akan merasakan perpisahan dan akan menunggu sendiri di ruang tunggu bandara selama 4 jam masa transit..


kami bertiga menjadi penumpang yang turun terakhir dari pesawat karena aku yang meminta kepada kedua teman baruku agar membiarkan yang lain turun dulu sembari foto-foto begaya di pesawat yang mungkin akan menjadi cerita kami dimasa yang akan dating.. tentang pertemuan dan perpisahan walau hanya berteman lebih dari sejam…

tapi sayang hanya satu foto yang tersisa dari kenanganku dengan mereka karena setiba di bandung semua foto yang telah ku save di laptop hilang setelah laptop kesayangan acer5050SetiaSelalu(nama laptop ku) mendadak harus di install dan masuk UGD selama dua hari gara-gara sesuatu...
Ini foto mereka kenangan satu-satunya (Ganteng kan mereka) :D
waktu ternyata sangat cepat berlalu kami pun berjalan dan berpisah di bagian pintu masuk dari landasan.. abang Farid dan Mr.Gondrong pun mengucapkan salam perpisahan dan berjabat sembari berlalu menuju tempat pengambilan barang saat seorang mba pegawai bandara dengan lincahnya berteriak-teriak didekat ku dengan bahasa Indonesia tapi logat jawa timurnya sangat kentara..

“yang ke bandung mohon kesini” teriakan yang diulang-ulang entah beberapa kali…

 
“saya Mba” kataku dan langsung menyodorkan tiketku padanya…



ternyata hanya saya penumpang dari Makassar yang transit dan akan ke Bandung saat itu dari perkataan mba yang tak kukenali namanya itu.. dia menyodorkan boarding pas yang baru dan berkata “Mas barangnya apa saja??”

“hanya satu koper mba” ucapku..

Setelah itu iya berkata dengan menyuruh ku untuk menunggu langsung ke gate 9 untuk menunggu waktu keberangkatan dan dia pun berlalu untuk mengurus satu koperku yang ada di bagasi pesawat….



Menunggu…. Huhhhhh…. Kata yang sangat membosankan sepertinya…
tapi sepertinya sangat penting jika yang ditunggu itu memiliki kesan tersendiri dan akan membuat banyak cerita menarik…..

to be continued……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar